Serpih Pasir

Bahwa situs www.citizenjournalism.online telah tidak beretika mempublish artikel dengan menggunakan nama saya serta link blog saya tanpa sepengetahuan saya . Artikel berjudul ini sama sekali tidak saya kenali dan tidak dibuat oleh saya.

Sore, 6 maret 2014, setelah meeting mingguan di kantor, tetiba seluruh pegawai diminta kumpul ke ruang sebelah. Ada apa tetiba ku bertanya. Ternyata Pak pemimpin kita, ya, Pak Umar Juoro, ahli ekonomi yang mengepalai kantor ini, ingin mengajak pegawainya membahasa dan mengaji quran. Kejutan yang luar biasa bagiku, terlebih ketika mendengar materinya yang mendalam, penuh semangat namun ringan dan sesuai dengan pemahaman pegawainya. Tak tanggung-tanggung bahasannya adalah qur'an, wahyu Allah, dan karena beliau merupakan alumnus fisika ITB -walau sekarang jadi ahli ekonomi- sehingga beliau membahasnya dengan sudut pandang sains. and that was cool, saya terperangah mendengar materi yang beliau sampaikan. Yah sayangnya sebagian yang lain sudah pulang seusai rapat, jadi hanya beberapa yang menyimak kajian ini, next time mungkin bisa semuanya ikut menyimak atau bergiliran saling berbagi ilmu, i hope so. Now, here we go, ini ringkasan materinya: Bedah qur'an, At thariq dan Al alaq,

Ingat dulu ketika di x-kantor yg suka mantengin x-factor (halah) tp emang iya si, urusan nonton x-factor kayak nonton perhitungan suara pemilu, rameee gitu ngeriung.. Haha.. Iya jadi dulu ceritanya, karna keterbatasan waktu yang dimiliki, jadilah saya menyempatkan diri mengerjakan tugas sambil kerja.. Sebenarnya ga pengen keliatan begitu, tapi ga ada waktu lagi selain manfaatin waktu senggang yang ada.. Tugas apa si sampe dibela"in gitu? Ya simple, not a big project or task, cuma bantu rekan dakwah di skripsinya ajah.. Itu sudah menjadi habit sejak dari kampus, jadi aga sulit menghilangkan itu dari kehidupan saya walaupun sudah lulus dari kampus.. Simple, tp butuh perhatian serius, jadi ya begitu adanya, kalau di kantor lagi senggang, mulai curi" waktu, aga ga enak si..tapi..guys, this is me, begitulah saya dan dakwah ini.. Ya itulah pertanyaan yang dilontarkan teman sekantor saya saat itu.. "Emang dibayar?" Atau "proyek dosen ya, dibayar berapa per skripsinya?

Ibuku tau.. :) Ibu: "itu di senayan ada yg jual buku2 tuh, banyak, kesana gih.." Aku: "ibf? udah bu, kemarin, hehe" Ibu: "oh gitu, udah ya? bagus itu" :)

masih tentang Korea.. ahaha, anyway, sorry it takes several months (again) ya? it's been a long time, this story just becoming a draft sorry, i just, it just, there's just.....hmmmm okey, enough, here wo go menjawab pertanyaan "Gimana jadi jilbaber disana?" begini kuceritakan sedikit hikmah, tentang nikmat Islam di negeri ginseng yang jauh disanaahh (lebay) untuk tetap komit dengan prinsip jilbab syar'i, walau jauh di negeri orang, ternyata membuahkan cerita yang sungguh menarik.. berkenalan dengan Jae Kyung Kwak yang tiba" menghadiri tempatku dan rekan" dari Indonesia.. "Hai.." sapanya ramah "Hey.." jawabku tersenyum dalam hati siapa, ada apa? ya agak aneh karena dia memperhatikan kepalaku, wajahku, sampai rokku.. lalu kembali berhenti ke satu titik, nametag. Namaku ditulis dalam bahasa korea, ya hurup yang unik itu loh, lalu dia membacanya "Aisia Elia Susanuti??" hahahahaha nama gueee kenapa jadi gitu dibacanya.. -___-