Tawazun jugalah sebuah pilihan..saudaraku

Agak riskan nulis tulisan ini, tapi semoga ada hikmah n pelajaran yang dapat diambil. “ Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “ Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu. “. Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.” (At Taubah: 42) Rumor yang berkembang di tengah-tengah kalangan kita “ Aktifis lambat lulus” seiring perjalanan memang menjadi sulit disembuhkan bagaikan tumor. Jika hanya dengan pewacanaan saja,tentu saja tidak cukup menyembuhkan rumor ini. Butuh aplikasi dan bukti kongkrit realistis. Dan itu berpulang lagi kepada individu-individu masing-masing kita. Sejauh mana usaha kita untuk mengubah rumor ini. Hmm.. memang sulit sekali! Sekali lagi ini memang tidak mudah. Apalagi dengan kapasitas masing-masing aktivis berbeda. Padahal kalau cepat lulus kuliah, dakwah-pun diuntungkan, otomatis pencitraan ataupun bargaining position aktivis tersebut akan meningkat. Aktivis totalitas pada umumnya [sekali lagi saya bilang pada umumnya] lambat lulus. Walaupun ada juga aktivis keren yang cepet lulus bahkan cumlaude, tapi itu sangat jarang. Sedikit mengupas, sebenarnya masalahnya terletak dimananya? Dan dengan berbagai survey kecil-kecilan terkupaslah sebuah alasan, apakah itu? Yup MALAS & TIDAK KONSENTRASI.. (afwan) Disamping faktor force major (biaya, keluarga, sakit parah, konflik atau ketentuan dosen, pilihan prioritas, dsj), mungkin inilah faktor dominan penyebab ketelambatan lulusnya seseorang, yang juga ditopang faktor perencanaan. Lalu apakah cukup sampai disitu rumor tersebut? Apakah tidak ada tindak lanjutnya? Tentu tidak! Belakangan mulai ada ranah yang harus dirapihkan koridornya dan mulai memasuki berbagai lembaga khususnya di faktor SDM aktifis tersebut. Ranah Ilmy. Dakwah yang mulai memegang lajnah keilmuan ini cukup menyita konsentrasi dan keseriusan karma memang kerjanya yang harus cepat menyesuaikan dengan keadaan target dakwah masa kini. Beberapa usaha telah dilakukan mulai dengan membentuk korbid khusus di bidang kelimuan di “tim inti aktifis”, program keilmuan di berbagai lembaga kemahasiswaan sampai membentuk lembaga tersendiri yang khusus di bidang keilmuan. Berikut kita lihat contoh usaha peningkatan dakwah ilmy (akademik aktifis) yang dilakukan oleh KAMMI Riau. http://kammikepri.blogspot.com/2010/09/kammi-kepri-rancang-bimbingan-skripsi.html Dengan dalih sibuk dengan kegiatan kemahasiswaan, sebagian aktivis mengorbankan waktu kuliahnya untuk memutuskan telat lulus. Untuk jenjang S 1 padahal maksimal diperlukan waktu hanya empat tahun, tapi sebagian aktivis kemahasiswaan bisa lebih dari itu bahkan terancam DO. Tak ingin hal ini terjadi dengan para kader dan aktivis KAMMI Kepulauan Riau, Ketua Departemen Kaderisasi dan Bina Komisariat KAMMI Kepulauan Riau, Raja Dachroni, berupaya melakukan sebuah gebrakan dan program bimbingan skripsi untuk para kadernya yang masuk di semester akhir. "Sekarang sudah nggak zamannya lagi aktivis telat lulus, bagaimana mau menyuarakan aspirasi masyarakat dan sibuk demo DPRD yang telat bahas tentang pembahasan APBD tapi skripsi sendiri saja belum selesai pada waktunya," kata Raja Dachroni Kadepbinsat KAMMI Kepri serius. Dia mengaku bimbingan skripsi akan dilakukan pada kader yang masuk semester VII dan program ini akan disosialisasikan ketika masuk kuliah usai liburan nanti. Kendati demikian, dia mengakui pada masa perintisan cukup banyak kader KAMMI Kepri yang mengorbankan kuliahnya, tapi menurutnya itu sesuatu yang wajar sekarang kader kan sudah relatif banyak jadi harus rajin belajar sembari cerdas menyikapi persoalan masyarakat dengan mengedepankan gerakan berbasis kompetensi dan intelektualitasnya dibuktikan dengan seringnya kader menulis di media massa baik cetak maupun online. "Semua jurusan akan kita bimbing dan tentunya bimbingan ini terkhusus untuk kader-kader yang aktif tarbiyahnya dan siap untuk menjadi mentor atau pembina. Selama ini, alhamdulillah kader-kader KAMMI Kepri itu hebat dan dahsyat, 90 persen kadernya bisa lulus tepat pada waktunya dan memiliki prestasi yang oke. Untuk Kepri, saya rasa belum ada gerakan yang sehebat dan sedahsyat KAMMI ini, dipimpin oleh anak-anak muda yang enerjik sementara sebagian gerakan lain mayoritas dipimpin oleh orang-orang yang usianyasudah di atas 30 an ke atas," tambah Dachroni. Menurutnya, ini baru rencana tergantung pada rapat pengurus harian apakah program ini mendatpatkan dukungan serta disetujui atau tidak. *** Ya begitulah, akan banyak pengorbanan untuk memperjuangkan dakwah ini. Ilmy hanyalah salah satu usaha untuk memenangkannya. Jangan pernah anggap remeh tiap unsur dakwah ini. Dan memang semuanya tidak bisa langsung sejalan dan terkendalikan. Butuh perjuangan 1 atau dua orang bahkan lebih. “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya,” (QS at-Taubah [9]: 122). Tawazun (seimbang) antara dakwah dan akademik jugalah sebuah pilihan, kawan. Semoga Allah meridhoi jalan kita menujuNya, semoga Allah bukakan jalan-jalan menuju kemenanangan dakwah ini. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bantulah..Allah kan membantumu :)